Makalah Ilmu Alamiah Dasar (IAD): Perkembangan dan Pengembangan IPA

MAKALAH ILMU ALAMIAH DASAR
PERKEMBANGAN DAN PENGEMBANGAN IPA

Disusun oleh:
Atun Laelatul (116020234)
Haidar Farras (116020252)
Rosiyanah (116020254)
Shifa Nur Fitrianti (116020249)
Dosen Pembimbing: Yanto Heryanto., S.Sos., Msi
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
Jl. Pemuda No. 32 Telp. (0231) 206558 Fax. 236742 Cirebon 45131
www://unswagati-crb.ac.id


KATA PENGANTAR
Kami Panjatkan Puji dan Syukur kepada Allah SWT, karena dengan Ridho-Nyalah Kami bisa menyelesaikan makalah ini, dalam kesempatan kali ini kami akan membahas tentang “Perkembangan dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam”. Makalah ini merupakan salah satu tugas Ilmu Alamiah Dasar yang diberikan oleh Dosen mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan , dorongan , bimbingan orang tua , rekan kerja, dan kelompok kami. Serta Bapak Dosen yang telah memberikan tugas , petunjuk, kepada kami sehingga kami termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.
            Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, mengingat akan kemampuan yang kami miliki . Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Semoga makalah materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan. Khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai , Aamiin .

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................. 2
Daftar Isi ........................................................................................................ 3

BAB I : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................  5
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................  6
1.3 Tujuan .......................................................................................................  7

BAB II : Pembahasan
2.1 Pengertian IPA ......................................................................................... 7
2.2 Perkembangan IPA
A.   Perkembangan IPA Klasik & Modern ................................................. 8
B.   Perkembangan Alam Pikiran Manusia ................................................ 12
C.   Mitos, Penalaran & berbagai cara memperoleh Pengetahuan ............................................................................................................. 13
2.3 Ruang Lingkup IPA dan Pengembangannya
A.   Klasifikasi IPA .................................................................................... 14
B.   Metode Ilmiah sebagai Dasar IPA ....................................................... 16
C.   Langkah-langkah Operasional Metode Ilmiah .................................... 18
2.4 Perkembangan Pengetahuan dari masa ke masa ..................................... 19
2.5 Kriteria Ilmu Pengetahuan ....................................................................... 22
2.6 Sikap Ilmiah ............................................................................................. 22
2.7 Pemfokusan dan Pembentukan Multi Disiplin Ilmu ................................ 22

 BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 24

Daftar Pustaka ................................................................................................  25

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematis yang didasarkan pada penyelidikan dan interpretasi terhadap peristiwa-peristiwa atau gejala alam melalui metode dan sikap ilmiah. Ilmu ini terus berkembang, bertambah luas, dan mendalam sesuai dengan hasil-hasil penemuan dan penyelidikan baru, menyebabkan timbulnya cabang-cabang ilmu yang dikenal sebagai: Fisika, Kimia, Biologi, dan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA). Dalam perkembangannya, ternyata banyak proses yang penjelasannya memerlukan bantuan dari dua atau lebih cabang ilmu yang merupakan kombinasi dari cabang-cabang yang telah ada, seperti Kimia Fisika, Biokimia, Biofisika, dan Geofisika. Pembagian IPA dalam berbagai cabang tersebut sebenarnya untuk lebih mempermudah mempelajari alam seisinya dari sudut pandang tertentu. Namun di luar dari pada itu, satu hal yang pasti, yakni sasaran yang diselidiki, diuraikan, dan dibahas adalah satu, yaitu alam semesta yang meliputi: asal mula alam semesta dengan segala isinya, termasuk proses, mekanisme, sifat benda maupun peristiwa yang terjadi.

Rasa ingin tahu dan terbentuknya ilmu pengetahuan
Beberapa binatang sudah mempunyai otak, sehingga mempunyai daya piker namun terbatas pada insting (naluri) dan upaya mempertahankan diri serta turunannya. Insting tersebut terutama ditujukan untuk kelangsungan hidupnya seperti memperoleh makanan, perlindungan diri dan perkembangbiakan. Aktivitas hewan tersebut ternyata tidak berubah dari masa ke masa dan dinyatakan sebagaiidle curiousity. Sedangkan manusia di samping mempunyai naluri dan nurani, manusia juga memiliki nalari. Dengan nalari itu, manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan penalaran, pemikiran logis dan analisis. Berlandaskan kemampuan tersebut maka pengetahuan yang diperoleh saat ini merupakan dasar dari munculnya rasa ingin tahu manusia tersebut selalu berkembang (curiousity). Dengan nurani, manusia selalu ingin berbuat baik untuk dirinya dan lingkungannya.
Secara sederhana perkembangan rasa ingin tahu dimulai dengan pertanyaan apaatau “what” tentang sesuatu, dan dilanjutkan dengan pertanyaan bagaimana atau“how” dan mengapa atau “why”. Sebagai contoh adalah perkembangan rasa ingin tahu anak-anak terhadap suatu benda, maka pertanyaan yang diajukan oleh anak pada usia sekitar dua tahun adalah “apa” nama benda tersebut, misalkan benda tersebut adalah pensil. Pertanyaan selanjutnya yang akan muncul pada usia menjelang TK adalah “bagaimana” menggunakannya. Setelah usianya lebih dewasa lagi, maka pertanyaan yang akan muncul di benaknya adalah “mengapa”pensil dapat digunakan untuk menulis? Dengan mendapatkan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan yang diajukan, maka anak tersebut akan mendapatkan pengetahuan baru dan sekaligus rasa ingin tahunya terjawabkan.
Adanya kemampuan berpikir pada manusialah yang menyebabkan terus berkembangnya rasa ingin tahu tentang segala yang ada di alam semesta. Pengetahuan yang diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari pengembangan ilmu pengetahuan alam (IPA). Dengan akal yang dimiliki manusia, semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Informasi yang dapat disimpan dan diajarkan kepada generasi berikutnya, ditambah dengan pengetahuan yang diperoleh saat itu maka informasi tentang pengetahuan ini akan terus bertambah dan berkembang dari generasi ke generasi berikutnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka secara sederhana urutan perkembangan ilmu dimulai dari rasa ingin tahu terhadap sesuatu maka dilakukan suatu pengamatan.Berdasarkan pengamatan berulangkali diperoleh pengalaman. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang terus-menerus diperoleh pengetahuan, semisal sifat dari benda yang diamati. Kumpulan pengetahuan tentang sesuatu yang didapatkan secara sistematis dinyatakan ilmu pengetahuan.

1.2 Rumusan Masalah
a)      Apa yang dimaksud dengan IPA?
b)      Apa saja perkembangan dalam IPA?
c)      Apa saja yang termasuk Ruang Lingkup IPA dan perkembangannya?
d)     Apa saja kriteria Ilmu Pengetahuan?
e)      Apa saja Sikap Ilmiah?
f)       Bagaimana Pemfokusan dan Pembentukan Multi Disiplin Ilmu?

 1.3 Tujuan
a)      Untuk mengetahui pengertian IPA
b)      Untuk mengetahui perkembangan dalam IPA
c)      Untuk mengetahui Ruang Lingkup IPA dan perkembangannya
d)     Untuk mengetahui kriteria Ilmu Pengetahuan
e)      Untuk mengetahui sikap-sikap Ilmiah
f)       Untuk mengetahui cara Pemfokusan dan Pembentukan Multi Disiplin Ilmu

 BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian IPA
H.W. Fowler mengatakan bahwa IPA adalah ilmu yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi. Sedangkan Nokes di dalam bukunya “Science in Education” menyatakan bahwa IPA adalah pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan metode khusus.
            Sebuah teori yang dirumuskan tidaklah dapat dipertahankan jika tidak sesuai dengan hasil-hasil pengamatan/observasi. Fakta-fakta tentang gejala kebendaan/alam diselediki, dan diuji berulang-ulang melalui eksperimen, kemudian berdasarkan hasil-hasil eksperimen itulah dirumuskan keterangan ilmiahnya(teorinya).

            Metode ilmiah pada dasarnya merupakan suatu cara yang logis untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Metode ilmiah ini merupakan dasar metode yang digunakan dalam IPA. Pendekatan yang digunakan kadang-kadang bersifat induktif dan deduktif.
·         Pendekatan iduktif ialah mengambil suatu kesimpulan umum berdasar dari sekumpulan pengetahuan.
·         Pendekatan dedutif ialah berdasarkan hal-hal yang benar diambil suatu kesimpulan dengan menggunakan hal-hal yang dianggap benar.
Adapun langkah-langkah didalam metode ilmiah adalah:
a)      Penemuan atau penentuan masalah secara sadar
b)      Perumusan kerangka permasalahan
c)      Pengajuan hipotesis
d)     Deduksi dan Hipotesis
e)      Menguji Hipotesis
f)       Menerima hipotesis menjadi ilmiah

2.2 Perkembangan IPA
Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya.Untuk menjelaskan fenomena alam, maka perlu dilakukan pengamatan atau penelitian yang terus-menerus. Suatu penelitian tentu diperlukan landasan pengamatan atau teori yang sudah ada. Landasan atau strata ilmu dapat dibagi atas tiga, yaitu:
1.      Hipotesis
Merupakan strata ilmu yang paling rendah, berupa dugaan atau prediksi yang diambil berdasarkan pengetahuan atau teori yang sudah ada untuk menjawab penelitian yang sedang dilakukan.
2.      Teori
Merupakan strata ilmu yang lebih tinggi dari hipotesis, berupa landasan ilmu yang telah teruji kebenarannya, namun teori masih mungkin untuk dikoreksi dengan teori baru yang lebih tepat.
3.      Hukum dan dalil
Merupakan strata ilmu yang paling tinggi, berupa teori yang telah diuji terus-menerus dan diketahui tidak ditemukan adanya kesalahan.

Ilmu pengetahuan akan terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah dipunyai atau diketahuinya. Berdasarkan hal tersebut, maka ilmu pengetahuan merupakan siklus ilmu dengan penelitian sebagai intinya yang tidak pernah terputus. Bahkan ia akan semakin membesar dan meluas.

A.    PERKEMBANGAN IPA KLASIK & MODERN
Penggolongan IPA menjadi “klasik” dan “modern” sama sekali bukan berkaitan dengan waktu maupun klasifikasi bidang ilmu. Penggolongan ini lebih mengacu kepada konsepsi, yaitu cara berpikir, cara memandang, dan cara menganalisis suatu fenomena alam.
IPA klasik yang telaahannya mengikuti kaidah ilmu tradisional berdasarkan pengalaman, kebiasaan, dan bersifat makroskopik. Sedangkan IPA modern yang bersifat mikroskopik, muncul berdasarkan penelitian maupun pengujian dan telah diadakan pembaharuan yang dikaitkan dengan berbagai disiplin ilmu yang ada.

Untuk memberikan contoh gambaran tentang Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam, berikut adalah contohnya IPA sejak zaman kuno:
1.      Zaman Kuno
a)      Ahli Astronomi Babilonia menetapkan pembagian waktu dan dapat meramalkan terjadinya gerhana matahari dikarenakan mereka memiliki kemampuan menulis, membaca dan menghitung dan pengetahuan mereka tersebut dicatat dalam buku secara tertib
b)      Penduduk Mesir yang dapat membangun piramida agar tidak terjadinya banjir di Sungai Nil. Pembangunan piramida itu menunjukkan bahwa teknik pembangunan dan hitungan matematika mereka khususnya dalam geometrika dan aritmatika telah maju.
2.      Zaman Yunani Kuno
Dalam zaman ini, ilmu pengetahuan berkembangan pesat yang diakibatkan oleh cara berpikirnya bangsa Yunani. Beberapa pandangan akan pendapat, teori dan ilmu pengetahuan mereka adalah sebagai berikut:
a)      Thales(624-548 S.M.)
Ahli filsafat dan matematika, dianggap orang yang pertama kali mempertanyakan mengenai dasar dari alam dan segala isinya.
b)      Anaximenes(588-526 S.M.)
Pertama kali orang yang berpendapat bahwa segala zat dari udara yang merapat dan merenggang. Pendapat ini dihubungkan dengan kenyataan bahwa manusia bergantung pada pernapasan.
c)      Anaximander(534-475 S.M.)
Berpendapat bahwa langit dan seisinya itu mengelilingi bumi dan sebenarnya langit yang tampak itu hanya separuhnya.
d)     Heraklitos(535-475 S.M.)
Menyatakan bahwa api itu adalah asal segala sesuatu, karena api ini menggerakkan sesuatu, menghidupkan alam semesta, dan sifatnya berubah-ubah di dalam proses yang kekal
e)      Phytagoras(580-499 S.M.)
Dalam bidang matematika, beliau menemukan dalil yang terkenal bahwa kuadrat panjang sisi miring itu sebuah segitiga siku-siku sama dengan jaumlah kuadrat panjang kedua sisi siku-sikunya.
f)       Empedokles(495-435)
Menyatakan bahwa segala benda yang sejenis akan tarik menarik, sedang yang berlawanan akan tolak menolah. Contohnya seperti kutub magnet.
g)      Leukippos & Demokritos (460-370)
Mereka yang mengemukakan teori tentang atom. Bahwa atom memiliki empat unsur dasar yaitu: tanah,udara,air dan api. Semua perubahan atom adalah akibat dari penggabungan dan penguraian atom itu sendiri menurut hukum sebab-akibat.
h)      Plato(427-347 S.M.)
Adalah seorang filsuf dan matematikawan dari Yunani. Plato menyatakan bahwa pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang sejak semula telah ada dalam pikiran atau alam ide. Apa yang nampak oleh panca indera hanyalah bayangan belaka. Pengalaman yang kekal adalah yang telah dibawa oleh roh dari alam yang gaib.
i)        Aristoteles(384-322 S.M.)
Merupakan murid dari Plato, beliau menerima teori empat unsur dasar atom dan menambahkan unsur yang kelima yaitu unsur “quint essentia” yang berartikan bahwa unsur atom satu dengan yang lainnya dapat berubah, terkecuali ether. Dan beliau menyangkal teori Plato. Menurut Aristoteles, bahwa pengetahuan yang benar itu diperoleh dan dapat dibuktikan oleh panca indera.
j)        Ptolomeus(127-151 S.M.)
Berpendapat bahwa bumi sebagai pusat jagad raya, sementara bintang-bintang, matahari dan benda luar angkasa lainnya mengelilingi bumi.
3.      Zaman Pertengahan
a)      Zaman Alkimia(abad 1-2)
Ahli alkemia menerima pendapat tentang 4 unsur dasar atom dan menambahkan 3 unsur dasar lainnya, seperti air raksa, belerang dan garam.
b)      Zaman Latrokimia(1439-1541)
Ahli kimia Paracelsus menerima 3 unsur dasar kimia yang dikemukakan pada zaman alkimia yaitu air raksa, belerang dan garam yang dipandang bahwa:
·         Air raksa = menandung roh jiwa
·         Garam = merupakan tubuhnya
·         Belerang = merupakan tubuhnya
Yang dimaksudkan dari pernyataan diatas adalah kayu yang terbakar mengandung belerang, air raksa akan keluar akibat dari proses kayu yang terbakar menjadi belerang dan garamnya tinggal sebagai abu.
c)      Al-Khowarisni (825 Masehi)
Menyusun buku aljabar dan aritmatika yang kemudian mendorong penggunaan sistem perhitungan desimal.
4.      Zaman Modern
Penyempurnaan pengetahuan yang terkumpul sudah dalam puncaknya. Ditambah dengan meningkatnya kemampuan berpikir dan berkembangnya metode eksperimen. Berikut adalah beberapa tokoh yang memelopori metode eksperimen adalah:
a)      Roger Bacon (1214-1294)
Menyatakan bahwa ilmu pengertahuan adalah ilmu yang berdasarkan kepada kenyataan yang disusun dan dibentuk dari pengalaman, penyelidikan dan percobaan.
b)      Leonardo Da Vinci(1452-1519)
adalah arsitekmusisipenulispematung, dan pelukis Renaisans Italia. Beliau pernah menyatakan bahwa percobaan tidak mungkin menyesatkan, yang tersesat hanyalah pandangan dan pertimbangan kita.
c)      Francis Bacon(1561-1626)
Berpendapat bahwa cara berpikir induktif merupakan satu-satunya cara untuk mencapai kebenaran. Hanya penyelidikan dan percobaan yang dapat menumbuhkan pengertian dalam keadaan alam. Mulai dari saat itu kegiatan eksperimen ditingkatkan sehingga cara memperoleh pengetahuan dilakukan dengan langkah-langkah:
·         Observasi dan pengumpulan data.
·         Menyusun model atau ramalan generalisasi.
·         Melakukan eksperimen untuk meguji ramalan atau generalisasi sehingga diperoleh kesimpulan atau hukum yang lebih mantap.
d)     Nicolas Copernicus(1473-1543)
Beliau adalah ahli astronomi, matematika dan pengobatan. Karyanya antara lain adalah sebagai berikut:
·         Matahari adalah pusat dari sistem tata surya (heliontrisme).
·         Bumi dan planet-planet lainnya mengelilingi matahari sedangkan bulan mengelilingi bumi.
e)      Johannes Keppler (1571-1630)
Mengemukakan 3 buah hukum tentang peredaran planet mengelilingi matahari, yaitu:
·         Orbit darisemua planet itu berbentuk elips.
·         Dalam waktu yang sama, maka garis penghubung antara planet dan matahari selalu melintas bidang yang luasnya sama.
·         Pangkat dua dari waktu yang dibutuhkan sebuah planet mengelilingi matahari adalah sebanding dengan pangkat tiga dari jarak rata-rata planet itu dengan matahari.
f)       Galileo Galilei
Galileo banyak mengemukakan pendapatnya terutama dalam hal astronomi seperti menemukan 4 buah bulan yang mengorbit Jupiter, planet Merkurius dan planet Venus tidak bisa memancarkan cahayanya sendiri dan menegaskan bahwa bulan itu tidak memiliki permukaan yang datar, melainkan penuh dengan gunung-gunung.
B.     PERKEMBANGAN ALAM PIKIRAN MANUSIA
Manusia sebagai makhluk hidup memiliki ciri-ciri:
1)      Memiliki organ tubuh yang kompleks dan sangat khusu, terutama bagian otak manusia.
2)      Mengadakan pertukaran zat, yakni adanya zat yang masuk dan keluar.
3)      Memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan dari luar.
4)      Memiliki potensi untuk berkembang biak.
5)      Tubuh yang dapat bergerak.
6)      Berinteraksi sesuai dengan lingkungannya dan
7)      Mati

Bila dibandingkan dengan makhluk hewan lain, maka tubuh manusia itu lemah, sedangkan sisi rohaninya seperti akal-akal budi dan kemauannya sangat kuat. Kelebihan manusia itu karena memiliki akal budi dan kemauan keras sehingga dapat mengendalikan tubuh jasmaninya.
Manusia sebagai makhluk yang berpikir dibekali hasrat ingin tahu, tentang benda dan peristiwa yang terjadi di sekitarnya termasuk juga ingin tahu tentang dirinya sendiri. Rasa ingin tahu ini mendorong manusia untuk memahami dan menjelaskan gejala-gejala alam, serta berusaha memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
Pengetahuan yang terkumpul semakin banyak, disebabkan karena rasa ingin tahu dari manusianya itu sendiri dan dapat berkembang, juga daya pikirnya.
Berlangsungnya perkembangan pengetahuan tersebut lebih dipermudah dengan adanya kemampuan rasa ingin tahu ini maka dapat dilakukan tukar menukar informasi mengenai pengalaman dan pengetahuan yang mereka miliki masing-masing.
C.    MITOS, PENALARAN DAN BERBAGAI CARA MEMPEROLEH PENGETAHUAN
            Pengetahuan-pengetahuan baru yang bermunculan dan merupakan gabungan dari pengalaman dan kepercaayaan itu kita sebut “mitos”.Adapun cerita yang berdasarkan mitos ini disebut “legenda”.Mitos ini timbul disebabkan antara lain karena keterbatasan alat indra manusia misalnya:
  1. Alat penglihatan
Banyak benda-benda yang bergerak begitu cepat sehingga tak tampak jelas oleh mata. Mata tak dapat membedakan benda-benda. Demikian juga jika benda yang dilihat terlalu jauh, maka mata tidak mampu melihatnya.
  1. Alat pendengaran
Pendengaran manusia terbatas pada gerakan yang mempunyai frekunsi dari 30 sampai 30.000 perdetik.Getaran di bawah 30 atau 30.000 perdetak tak terdengar.
  1. Alat pecium dan pengecap
Bau dan rasa tidak dapat memastikan benda yang dicacap maupun diciumnya. Manusia hanya bisa membedakan 4 jenis rasa yaitu rasa manis,masam,asin dan pahit
  1. Alat perasa
Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas atau dinginnamun sangat relatif sehingga tidak bisa dipakai sebagai alat observasi yang tetap. Jadi, mitos itu dapat diterima oleh masyarakat pada masa itu karena:
a.       Keterbatasan pengetahuan yang disebabkan karena keterbatasan pengindraan baik langsung maupun dengan alat
b.      Keterbatasan penalaran manusia pada masa itu
c.       Hasrat ingin tahunya terpenuhi
Menurut Anuguste Comte (1798-1857), dalam sejarah perkembangan jiwa manusia, baik sebagai individu maupun sebagai keseluruhan, berlangsung dalam tiga tahap:
1.      Tahap teologi atau fiktif
2.      Tahap filsafat atau metafisik atau abstrak
3.      Tahap positif atau ilmiah riel
Mitos adalah pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman dan pemikiran sederhana serta dikaitkan dengan kepercayaan akan adanya kekuatan gaib.

Dalam mitos ini sangat berpengaruh bahkan sampai sekarang ini pun belum sepenuhnya hilang. Mencari jawab atas masalah seperti itu dengan menghubungkannya dengan mahluk gaib disebut berpikir secara irasional. Tentu saja pengetahuan yang diperoleh secara irasional belum dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Manusia pada tahap mitos ini menanggapi realitas dengan mengadakan selamatan, tari-tarian atau lagu-lagu tersebut terkandung cerita tentang riwayat para dewa yang sedang mengatur peristiwa-peristiwa alam. Lewat cerita ini manusia merasa aman, merasa dapat menghindarkan diri dari keganasan alam.
Karena kemampuan berpikir manusia makin maju dan disertai pula oleh perlengkapan pengamatan, misalnya berupa teropong bintang yang semakin sempurna, maka mitos dengan berbagai  legendanya makin di tinggalkan orang. Mereka cenderung menggunakan akal sehatnya atau rasionalnya.
Manusia secara terus menerus selalu mengembangka pengetahuan. Mereka mengembangkan pengetahuannya tidak hanya sekedar untuk mengetahui kebutuhan yang menyangkut kelangsungan hidupnya saja. Mereka juga berusaha untuk menetukan mana yang baik mana yang buruk,dan mana yang indah dan mana yang jelek. Mereka harus berfikir dan harus merasakan sedemikian hingga dapat menarik kesimpulan,dan memperoleh pengetahuan. Pada hakikatnya,manusia merupakan mahluk berfikir,merasa,bersikap dan bertindak. Trial and error. Trial and error adalah suatu cara untuk memperoleh pengetahuan secara coba-coba atau untung-untungan.

2.3  Ruang Lingkup IPA dan Pengembangannya
A.    KLASIFIKASI IPA
Ilmu pengetahuan alam dapat dibagi menjadi tiga bidang utama yaitu:
1.      Ilmu Sosial dan Budaya; membahas hubungan antarmanusia sebagai makhluk sosial, yang selanjutnya dibagi atas:
  1. Psikologi, mempelajari proses mental dan tingkah laku.
  2. Pendidikan, proses latihan yang terarah dan sistematis menuju ke suatu tujuan.
  3. Antropologi, mempelajari asal usul dan perkembangan jasmani, sosial, kebudayaan dan tingkah laku sosial.
  4. Etnologi, cabang dari studi antropologi yang dilihat dari aspek sistem sosio-ekonomi dan pewarisan kebudayaan terutama keaslian budaya.
  5. Sejarah,  pencatatan peristiwa-peristiwa  yang telah terjadi pada suatu bangsa, negara atau individu.
  6. Ekonomi, yang berhubungan dengan produksi, tukar menukar barang produksi,  pengolahan dalam lingkup rumah tangga, negara atau perusahaan.
  7. Sosiologi, studi tentang tingkah laku sosial, terutama tentang asal usul organisasi, institusi, perkembangan masyarakat.
2.      Ilmu Pengetahuan Alam, yang membahas tentang alam semesta dengan semua isinya dan selanjutnya terbagi atas:
a.       Fisika, mempelajari benda tak hidup dari aspek wujud dengan perubahan yang bersifat sementara. Seperti : bunyi cahaya, gelombang magnet, teknik kelistrikan, teknik nuklir
b.      Kimia, mempelajari benda hidup dan tak hidup dari aspek sususan materi dan perubahan yang bersifat tetap. Kimia secara garis besar dibagi kimia organik (protein, lemak) dan kimia anorganik (NaCl), hasil dari ilmu ini dapat diciptakan seperti plastik, bahan peledak.
c.       Biologi, yang mempelajari makhluk hidup dan gejala-gejalanya, dibagi menjadi:
·         Botani, ilmu yang mempelajari tentang tumbuh-tumbuhanZoologi ilmu yang mempelajrai tentang hewan
·         Morfologi, ilmu yang mempelajari tentang struktur luar makhluk hidup
·         Anatomi, suatu studi tentang struktur dalam  atau bentuk dalam mahkhluk hidup
·         Fisiologi, studi tentang fungsi atau faal/organ bagian tubuh  makhluk hidup
·         Sitologi, ilmu yang mempelajari tentang sel secara mendalam
·         Histologi, studi tentang jaringan tubuh atau organ makhluk hidup yang merupakan serentetan sel sejenis
·         Palaentologi, studi tentang makhluk hidup masa lalu

3.      Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Studi tentang bumi sebagai salah satu anggota tatasurya, dan ruang angkasa dengan benda angkasa lainnya.
  1. Geologi, yang membahas tentang struktur bumi. (yang bahasannya meliputi dari ilmu kimia dan fisika) contoh dari ilmu ini  petrologi (batu-batuan), vukanologi (gempa bumi), mineralogi (bahan-bahan mineral)
  2. Astronomi, membahas benda-benda ruang angkasa dalam alam semesta yang meliputi bintang, planet, satelit da lain-lainnya. Manfaatnya dapat digunakan dalam navigasi, kalendar dan waktu

B.     METODE IMIAH SEBAGAI DASAR IPA
A.    Timbulnya Ilmu Penetahuan Alam
Makin sempurnanya alat pengamat bintang berupa teleskop dan semakin meningkatnya pan berpikirmanusia,maka pada tahun 1500-1600 terjadi perubahan besar atas semua ajaran Aristetoles maupun ptolomeus.
Pokok ajarannya antara lain:
1.      Matahari adalah pusat dari sistem solar.Didalam sistem itu bumi adalah salah satu planet diantara planet-planet lain yang beredar mengelilingi matahari.
2.      Bulan beredar mengelilingi bumi dan bersama bumi mengelilingi matahari.
3.      Bumi berputar pada porosnya dari barat ke timur yang mengakibatkan adanya siang dan malam dan pandangan gerakan bintang-bintang.
Dari Copernicus samapi Galileo dapat kita anggap sebagai pemulaan abad ilmu pengetahuan moderen yang menetapkan suatu kebenaran berdasarkan induksi atau eksperimentasi.
Ditinjau dari sejarah cara berpikir manusia pada dasarny a terdapa dua cara pokok untuk memperoleh pengetahuan yang benar,ialah:
1.      Cara yang didasarkan pada rasio,faham yang dikembangkan dikenal dengan rasionalisme,dan
2.      Cara yang didasarkan pada pengalaman ,faham yang dikembangkan disebut empirisme.
Berbagai cara dilakukan manusia untuk memperoleh pengetahuan, baik melalui pendekatan nonilmiah maupun pendekatan ilmiah.
Adapun penemuan ilmu pengetahuan mereka melalui pendekatan nonilmiah diperoleh dengan 3 cara:
1.      Prasangka
2.      Intuisi
3.      Trial and error
Juga penemuan ilmu pengetahuan melalui pendekatan ilmiah dilakukan berdasarkan pemikiran rasional, pengalaman empiris (fakta) maupun referensi pengalaman sebelumnya. Berdasarkan metode ini, data atau fakta yang ada harus diuji terlebih dahulu sebelum diterima kebenarannya.
B.     Langkah-langkah metode ilmiah
Langkah-langkah metode ilmiah sebagai berikut:
a.       Perumusan masalah
Yang dimaksud masalah adalah menyangkut topic atau objek yang diteliti batasan yang jelas serta dapat diidentifikasi faktor-faktor yang terkait. Oleh sebab itu, masalah merupakan pertanyaan apa, mengapa atau bagaimana tentang objek yang diteliti itu.
b.      Penyusunan Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan tentang kemungkinan jawaban sementara tentang masalah yang ditetapkan
c.       Pengujian Hipotesis
Merupakan upaya pengumpulan fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan dan diuji apakah fakta tersebut mendukung hipotesis atau tidak.
d.      Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan diambil berdasarkan hasil analisis data untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Hipotesis yang diterima merupakan pengetahuan yang kebenarannya teruji secara ilmiah dan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan.
            Salah satu unsur keberhasilan Ilmu Alamiah dalam memecahkan masalah ialah bahwa Ilmu Alamiah tiak menerima kesimpulannnya sendiri, tidak memandang bagaimana dapat dipercaya atau luasnya data dimana kesimpulan itu didasarkan, juga bagaimana baiknya kesimpulan itu cocok dengan gagasan sebelumnya.
Di dalam Ilmu Alamiah, suatu kesimpulan diambil hanya bersifat sementara, kesimpulan adalah sesuatu yang harus diuji. Pengujian-pengujian seperti itu memerlukan data tambahan. Dengan demikian generalisasi baru akan diperoleh, dan terjadilah proses yang berkesinambungan, secara terus menerus dan dengan demikian akan diperoleh data.

Berdasarkan logika, penarikan kesimpulan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1)      Logika deduktif, cara berpikir dimana ditarik kesimpulan yg bersifat khusus dari pernyataan bersifat umum.
2)      Logika Induktif,  terkait dengan empirisme (butuh dukungan fakta).

Masalah yang dihadapi atau ditemukan ketika mengadakan kontak dengan fakta dan gejala alam harus diketahui dengan pasti. Fakta-fakta yang terorganisasi yang relevan untuk memecahkan masalah itu menunjukan bahwa sering kita telah mengumpilkan data tanpa mengetahui dengan tepat masalah yang kita hadapi secara benar.
Ada dua pendekatan untuk memperoleh hipotesis,atau dugaan yang mungkin benar,yaitu rumusan atau pernyataan untuk memecahkan masalah.pendekatan pertama ,yang disebut pendekatan induksi,diawali dengan pengumpulan data yang dapat dari observasi dan kemudian menggunakan data itu sebagai dasar perumusan hipotesis(jamak hipotesis).Metode deduktif bukan dari pengumpilan data .
Metode ilmiah adalah prosedur atau cara dalam memperoleh pengetahuan yang disebut ilmu. Ini berarti bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah.

C.    Langkah-langkah Operasional Metode Ilmiah
            salah satu syarat ilmu pengetahuan ialah bahwa materi pengetahuan itu harus diperoleh melalui metode ilmiah. Ini berarti cara memperoleh pengetahuan itu menentukan apakah pengetahuan itu termasuk ilmiah atau tidak. Metode ilmiah tentu saja harus menjamin akan menghasilkan pengetahuan yang ilmiah, yaitu yang bercirikan obyektivitas, konsisten, dan sistematik. Langkah-langkah operasionalnya adalah sebagai berikut:
(1)   Perumusan masalah
Yang dimaksud dengan masalah disini adalah pernyataan apa, mengapa, ataupun bagaimana tentang obyek yang teliti.
Masalah itu harus jelas batas-batasannya serta dikenal faktor-faktor yang mempengaruhinya.
(2)   Penyusunan hipotesis
Yang dimaksud hipotesis adalah suatu pernyataan yang menunjukkan kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan dengan kata lain, hipotesis merupakan dugaan yang tentu saja didukung oleh pengetahuan yang ada. Hipotesis juga dapat dipandang sebagai jawaban sementara dari permasalahan yang harus diuji kebenarannya dalam suatu observasi atau eksperimentasi.
(3)   Pengujian hipotesis
Yaitu berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang telah diajukan untuk dapat memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak. Fakta-fakta ini dapat diperoleh melalui pengamatan langsung dengan mata atau melalui teleskop atau dapat juga melalui uji coba atau eksperimentasi, kemudian fakta-fakta itu dikumpulkan melalui penginderaan.
(4)   Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan ini didasarkan atas penilaian melalui analisis dari fakta (data) untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan itu diterima atau tidak.

2.4 Perkembangan Pengetahuan dari masa ke masa
Dari peninggalan-peninggalan yang ditemukan, dapat dianalisis pengetahuan yang telah dimiliki manusia purba, begitu juga bagaimana perkembangannya. Bahan-bahan yang ditemukan dari zaman purba (yang mencakup zaman batu) adalah:
1.      Alat –alat dari batu dan tulang,
2.      Tulang belulang hewan,
3.      Sisa-sisa dari beberapa tanaman,
4.      Gambar dama gua-gua,
5.      Tempat-tempat penguburan, dan
6.      Tulang-tulang manusia purba
Zaman batu ditandai oleh pengetahuan “Know How”, yang diperoleh berdasarkan:
1.      Kemampuan mengamati,
2.      Kemampuan membeda-bedakan,
3.      Kemampuan memilih, dan
4.      Kemampuan melakukan percobaan tanpa disengaja, yang berlandasan pada proses “trial and error”
Pada zaman purba, manusia masih sangat menggantungkan diri pada kepercayaan agama politheistik. Mereka percaya bahwa dewa-dewa berada dibulan, matahari, atau bintang. Karena itu benda-benda angkasa itu terus menerus diamati. Dari pengamatan-pengamatan tersebut, ditemukan hal-hal berikut:
1.      Ada gugusan-gugusan bintang atau rasi-rasi bintang yang kemudian diberi nama, misalnya Ursa minior, Ursa mayor, Pisces, Scorpio, Orion dan Pleiodes. Diantara rasi-rasi ini, yang berjajar sepanjang eklaptika, disebut Zodiak.
2.      Kedudukan matahari dan bulan berubah/bergerak terhadap zodial.
3.      Planet-planet Mercurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus kedudukannya selalu berubah terhadap zodiak.
4.      Bulan-bulan tiap kali berubah bentuk dan tempat dan kembali pada bentuk dan tempat yang sama setelah 28 sampai 29 kali matahari terbit dan terbenam.
5.      Terbit dan terbenamnya matahari di cakrawala juga berpindah-pindah dengan periode tertentu, yaitu 365 hari.
6.      Dalam 365 hari terjadi 12 kali perubahan bulan untuk tiap kali kembali pada bentuknya yang sama.
7.      Diantara gejala alam ada peristiwa gerhana bulan.

Dalam perkembangannya, manusia purba dapat memperoleh pengetahuan/kemampuan sebagai berikut:
1.      Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman.
2.      Kemampuan melakukan abstraksi berdasarkan kesamaan atau keteraturan.
3.      Kemampuan menulis dan berhitung, dan menyusun kalender, yang semua berdasarkan proses sintesis terhadap hasil abstraksi yang dilakukan.
4.      Kemampuan menemukan abjad dan sistem bilangan alamiah berbagai jenis siklus, yang semua berdasarkan peristiwa fisis, misalnya ramalan terjadinya gerhana.
Kemampuan/pengetahuan yang telah dimiliki tersebut diatas semuanya masih diperoleh secara alamiah, artinya tanpa disadari dan disengaja. Jadi, segala peristiwa yang terjadi hanya diterima sebagaimana adanya, tanpa usaha pendalaman lebih lanjut. Manuasi purba masih dalam pemikiran (receptive attitude dan receptive mind).

a)      Zaman Yunani
            Masa 600 tahun sebelum Masehi sampai kurang lebih 200 tahun sebelum Masehi biasanya disebut zaman Yunani. Dalam zaman itu proses-proses perkembangan know how tetap mendasari kehidupan sehari-hari, sekalipun tingkatnya sudah jauh lenih maju dari pada zaman sebelumnya.
            Dalam lapangan pengetahuan yang berdasarkan sikap dan pemikiran yang sekedar menerima apa adanya, terjadi perubahan besar, dan perubahan ini dianggap sebagai dasar, ilmu pengetahuan modern. Hal ini berdasarkan pada sikap bangsa Yunani yang tidak dapat menerima pengalaman-pengalaman tersebut secara pasif-receptif, mereka memilih “inquiey attitude” dan “inquiry mind”.

b)      Zaman Modern
            Pada permulaan abad ke-14, di Eropa dimulai perkembangan ilmu pengetahuan. Sejak zaman itu sampai sekarang Eropa menjadi pusat kemajuan ilmu pengetahuan dan umat manusia pada umumnya. Permulaan perkembangannya dicetuskan oleh Roger Bacon (1214 – 1294) yang menganjurkan agar pengalaman manusia sendiri dijadikan sumber pengetahuan dan penelitian.
            Copernicus, Tycho Beoche, Keppler dan Galileo merupakan pelopor dalam mengembangkan pengetahuan  yang didasarkan pada pengalama tersebut. Mereka menciptakan prinsip Heliosentrisme. Dengan teropongnya Galileo memastikan bahwa seperti bulan. Planit-planit selalu mengelilingi matahari.

Seluruh ilmu pengetahuan didasarkan pada:
1.      Pengamatan dan pengalaman manusia yang terus menerus.
2.      Pengumpulan data yang terus menerus dan dilakukan secara sistematis.
3.      Analisis data yang ditempuh dengan berbagai cara, yang diantara lain adalah:
a.       Analisis langsung
b.      Analisis perbandingan, dan
c.       Analisis matematis dengan menggunakan model-model matematis.
4.      Penyusunan model-model atau teori-teori, serta penyusunan ramalan-ramalan sehubungan dengan model-model itu.
5.      Percobaan-percobaan untuk menguji ramalan tertentu.

Percobaan-percobaan ini akan menghasilkan beberapa kemungkinan, diantaranya: benar atau salah. Jika terbukti salah, terbuka kemungkinan untuk mencari kesalahan berpikir, sehingga terbuka juga kemungkinan untuk memperbaikinya. Dengan demikian ilmu pengentahuan modern memiliki suatu sistem yang didalamnya terkandung mengoreksi diri, yang memungkinkan ditiadakannya kesalahan demi kesalahan secara bertahap menuju kearah kebenaran.

2.4 Kriteria ilmu pengetahuan
Suatu pengetahuan dapat disebut ilmu jika memenhi criteria sebagai berikut:
a.       Logis atau masuk akal
b.      Objektif
c.       Metodik
d.      Sistematis
e.       Berlaku umum atau universal
f.       Kumulatif

2.5 Sikap Ilmiah
a.       Jujur
b.      Objektif
c.       Terbuka
d.      Toleran
e.       Skeptis
f.       Optimis
g.      Pemberani
h.      Kreatif dan inovatif
i.        Dapat membedakan antara opini dan fakta
j.        Tidak berprasangka dalam mengambil keputusan
k.      Teliti, hati-hati dan saksama dalam bertindak
l.        Selalu ingin tahu

2.6 Pemfokusan dan pembentukan multidisiplin ilmu
a.      Pemfokusan Ilmu
Dengan pengembangan ilmu yang begitu cepatnya, terutama mulai awal abad ke-20 menyebabkan klasifikasi ilmu berkembang kea rah disiplin ilmu yang lebih spesifik. Sebagai contoh, dalam disiplin fisika telah terjadi pemfokusan menjadi berbagai subdisiplin fisika, antara lain bunyi dan getaran, magnet, listrik, optik, mekanika, dan fisika modern.
Selanjutnya, subdisiplin ilmu tersebut berkembang menjadi spesialisasi tertentu. Sehingga tidak memungkinkan lagi seseorang dapat menguasai beberapa atau bahkan satu bidang ilmu tertentu dengan sempurna.. untuk dapat menguasai ilmu dengan baik, maka seorang ahli akan lebih memfokuskan atau menspesialisasikan dirinya dalam salah satu focus disiplin ilmu tertentu.
b.      Multidisiplin dan Interdisiplin Ilmu
Multidisiplin ilmu merupakan ilmu pengetahuan yang cakupan pembahasannya menggunakan lebih dari satu kelompok disiplin ilmu, misal kelompok IPA dan IPS. Contoh multidisiplin ilmu adalah lingkungan, yang dapat mengolaborasikan ilmu IPA dan IPS.
Sedangkan Interdisiplin ilmu merupakan ilmu pengetahuan yang cakupan pembahasannya menggunakan satu kelompok disiplin ilmu saja. Contoh interdisiplin ilmu adalah ilmu computer yang dikembangkan dari disiplin IPA.
Perkembangan interdisiplin IPA pun cukup banyak dan berkembang sangat pesat. Sehingga perkembangan tersebut sangat mempengaruhi pola pandang dan kehidupan sosial saat ini. Oleh karena itu, suatu ilmu yang dikembangkan berdasarkan interdisiplin ilmu tetapi karena dampak sosial perlu diperhitungkan, sehingga pembahasannya berubah menjadi multidisiplin ilmu.

 BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
IPA berkembang dengan sangat pesatnya sejalan dengan sifat manusia yang mempunyai rasa ingin tahu atau curiousity yang juga selalu berkembang (dinamis). Dengan sifat ini, dalam benak manusia selalu bertanya karena keingintahuannya: apa sesungguhnya (what), bagaimana sesuatu terjadi (how), dan mengapa demikian(why).
Adanya kemampuan berpikir pada manusia tersebut yang menyebabkan terus berkembangnya rasa ingin tahu tentang segala yang ada di alam semesta. Pengetahuan yang diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Ilmu ini terus berkembang, bertambah luas dan mendalam sesuai dengan hasil-hasil penemuan dan penyelidikan baru, menyebabkan timbulnya cabang-cabang ilmu yang dikenal sebagai: Fisika, Kimia, Biologi, dan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA).
Ilmu pengetahuan diperoleh melalui prosedur yang telah ditentukan, yaitu melalui cara yang disebut metode ilmiah. Adapun langkah-langkah operasional metode ilmiah –secara singkat– adalah sebagai berikut:
a.       Perumusan Masalah
b.      Penyusunan Hipotesis
c.       Pengujian Hipotesis/Penelitian
d.      Penarikan Kesimpulan
Tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu, sebab suatu pengetahuan dapat disebut ilmu atau ilmiah jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a.       Logis atau masuk akal
b.      Objektif
c.       Metodik
d.      Sistematis
e.       Berlaku umum atau universal
f.       Kumulatif

 DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen IAD. 2004. Ilmu Alamiah Dasar (IAD). Makassar: Universitas Negeri Makassar.
IAD KLH 1-iv 2008.doc. 7 Oktober 2010.
Materi-kuliah-i-iad.ppt. 7 Oktober 2010.


Ahmadi, Abu. 2008. Jakarta. Perkembangan dan Pengembangan IPA. Ilmu Alamiah Dasar (IAD). Edisi Terbaru. 5: 1-39.

Komentar